MAKALAH
ASKEB
V (KEBIDANAN KOMUNITAS)
”
MANAJEMEN
TERPADU BALITA SAKIT”
DOSEN
PENGAJAR:
Noormala
Hayati S.KM,Mkes
Di
susun Oleh:Kelompok 10
NOVEAWATY 032401SO10092
NOVI DETY 032401SO10093
NOVIA ZUVITA DEWI 032401SO10094
NOR AIDA SEPTIANA 032401SO10095
Kelas B (semester IV)
AKADEMI KEBIDANAN MARTAPURA
YAYASAN KOPRI KABUPATEN BANJAR
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGHANTAR
Dengan mengucapkan
puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “MANAJEMEN
TERPADU BALITA SAKIT”
Dalam menyelesaikan
makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Noormala Hayati
S.KM,Mkes selaku dosen ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS) kami, serta kepada
teman-teman dan pihak lainnya yang sudah ikut membantu, baik dengan
tenaga,pikiran dan bentuk bantuan lainnya. Maka dari itu, sudah sepatutnya kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-basarnya kepada orang-orang tersebut.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami semua
berharap semoga makalah ini bisa diterima dengan baik dan dapat bermanfaat bagi
kita semua, baik pada masa sekarang hingga masa yang akan datang. Amin.
Martapura,
Pebruari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan................................................................................................ 2
BAB II
ISI
2.1 Definisi Manajemen
Terpadu Balita Sakit........................................................... 3
2.2Sejarah penerapan MTBS di Indonesia................................................................ 3
2.3 Tujuann MTBS..................................................................................................... 4
2.4 Konsep Dasar Masing Penyakit Berdasarkan MTBS Pada Balita
Sakit.......... 5
2.4.1 Penyakit
Infeksi....................................................................................... 5
2.4.2
Diare......................................................................................................... 7
2.4.3
Ikterus...................................................................................................... 10
2.3.5 Bayi Berat Lahir
Rendah......................................................................... 12
2.5 Pengkajian Data ( tanda/gejala ) yang sering terdapat pada Form MTBS........... 15
2.6 Perencanaan Tindakan pada Bayi Muda Sakit Sesuai Dengan Masalah
pada Penyakit Masing-masing 23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 44
3.2 Saran................................................................................................................ .... 44
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan
(balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi
suatu pendekatan atau cara penatalaksanaan balita sakit. Konsep pendekatan MTBS
yang pertama kali diperkenalkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (World
Health Organizations) merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan
kecacatan bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.
Derajat
kesehatan merupakan pecerminan kesehatan perorangan, kelompok, maupun
masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan hidup, mortalitas, morbiditas,
dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas,
yakni bukan saja bebas dari penyakit tetapi juga tercapainya keadaan
kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental.
Derajat
kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur
mortalitas yang memengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Untuk
kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah angka harapan hidup
waktu lahir (Lo). Sedangkan untuk mortalitas telah disepakati lima indikator
yaitu angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita
(AKABA) per 1000 kelahiran hidup, angka kematian pneumonia pada balita per 1000
balita, angka kematian diare pada balita per 1000 balita per 1000 balita dan
Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) per 1000 kelahiran.
Menurut Susenas
2001 Angka Kematian Balita di Indonesia sebesar 68 per 1000 kelahiran hidup,
maka 340 ribu anak meninggal pertahun sebelum usia lima tahun dan diantaranya
155 ribu adalah bayi sebelum berusia satu tahun. Dari seluruh kematian tersebut
sebagian besar disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut, diare dan
gangguan perinatal/neonatal (Manajemen Terpadu Balita Sakit Modul-1 Depkes RI,
2004).
1.2 Manfaat Penulisan
Sebagaimana
diketahui, derajat kesehatan merupakan pecerminan kesehatan perorangan,
kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan hidup,
mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup
pengertian yang sangat luas, selain bebas dari penyakit tetapi juga tercapainya
keadaan kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental.
Makalah ini
dimaksudkan untuk lebih menggali masalah yang membahas mengenai Manajemen
Terpadu Balita Sakit. Dengan makalah ini, diharapkan agar petugas kesehatan
lebih punya Wawasan tentang masalah ini.
Peningkatan
keterampilan perawat dan bidan dalam tata laksana balita sakit secara
komprehensif dilaksanakan dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita
Sakit atau lebih dikenal dengan MTBS. Kegiatan ini
dilaksanakan secara pre-service dan atau in-service
training. Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan standar pelayanan bagi
balita sakit dan dinilai cost effective serta berkontribusi sangat
besar untuk menurunkan angka kematian neonatus, bayi dan balita bila
dilaksanakan secara luas, baik, dan benar.
BAB II
ISI
2.1
Definisi Manajemen Terpadu Balita Sakit
Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan
UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat
klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit
yang umumnya mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
petugas, memperkuat sistem kesehatan serta meningkatkan kemampuan perawatan
oleh keluarga dan masyarakat yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999.
Ditinjau
dari hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, maka angka
kematian neonatal (AKN), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita
(AKBA) adalah 19/1000 kelahiran hidup (KH), 34/1000 KH dan 44/1000KH. Artinya,
kematian balita (0- 59 bulan) masih tinggi. Untuk itu, diperlukan kerja keras
dalam upaya menurunkan angka kematian tersebut, termasuk diantaranya
peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani balita sakit,
utamanya bidan dan perawat di Puskesmas sebagai lini terdepan pemberi
pelayanan.
2.2
Sejarah penerapan MTBS di Indonesia
MTBS
telah diadaptasi pada tahun 1997 atas kerjasama antara Kementerian Kesehatan
RI, WHO, Unicef dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu
pendekatan terpadu dalam tatalaksana balita sakit.
MTBS
bukan merupakan program kesehatan,tetapi suatu standar pelayanan dan
tatalaksana balita sakit secara terpadu di fasilitas kesehatan tingkat
dasar. WHO memperkenalkan konsep pendekatan MTBS dimana merupakan
strategi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.
Ada
3 komponen dalam penerapan strategi MTBS yaitu:
- Komponen I : meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (dokter, perawat, bidan, petugas kesehatan)
- Komponen II : memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit pada balita lebih efektif
- Komponen III : Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat, yang dikenal sebagai “Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis masyarakat”).
Untuk keberhasilan penerapan MTBS, proporsi penekanan pada
ketiga komponen harus sama besar.
2.3 Tujuan MTBS
·
Menurunkan angka kematian dan kesakitan yang
terkait penyakit tersering pada balita.
·
Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan anak.
Menurut data
Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0 – 7 hari terbanyak adalah
gangguan/kelainan pernapasan (35,9 %), prematuritas (32,4 %), sepsis (12,0
%).Kematian neonatal 7 – 29 hari disebabkan oleh sepsis (20,5 %), malformasi
kongenital (18,1 %) dan pneumonia (15,4 %). Kematian bayi terbanyak karena
diare (42 %) dan pneumonia (24 %), penyebab kematian balita disebabkan diare
(25,2 %), pneumonia (15,5 %) dan DBD (6,8 %).
Penyakit-penyakit
terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana dengan MTBS adalah penyakit
yang menjadi penyebab utama kematian, antara lain pneumonia, diare, malaria,
campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah gizi (malnutrisi dan anemia).
Langkah pendekatan pada MTBS adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang
digunakan oleh perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada Balita.
Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost
effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak malaria, kurang gizi, yang sering
merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.
2.4 Konsep
Dasar Masing-Masing Penyakit Berdasarkan MTBS Pada Balita Sakit.
2.4.1 Penyakit Infeksi
2.4.1 Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak
ditemui pada masyarakat. Pembagian penyakit infeksi dasar utamanya adalah dsari
penyebabnya . Adapun faktor penyebabnya adalah :
·
Bakteri misalnya pada penyakit difteri,
tetanus, TBC, typhus.
·
Virus misalnya pada penyakit demam
berdarah, influenza
·
Jamur misalnya pada anak-anak yang
menderita gangguan Imunologis tanda-tandanya warna putih pada mulut anak ,bisa
juga terjadi pada anak-anak yang menderita penyakit lama yang menyebabkan daya
tahan tubuh menurun.
·
Parasit misalnya pada malaria dan
cacingan.
Memeriksa Kemungkinan Penyakit
Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Tanyakan
:
•
Apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya ?
•
Apakah bayi kejang ?
Lihat
Dan Raba :
•
Apakah bayi bergerak hanya jika dirangsang?
•
Hitung napas dalam 1 menit
Jika
≥ 60 kali/ menit, ulangi menghitung.
Apakah
bayi bernapas cepat( ≥ 60 kali/menit) atau bayi bernapas lambat (< 30
kali/menit).
•
Lihat apakah ada tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat.
•
Dengarkan apakah bayi merintih ?
•
Ukur suhu aksiler.
•
Lihat, adakah pustul di kulit ?
•
Lihat, apakah mata bernanah ?
•
Apakah pusar kemerahan atau bernanah ?
Apakah
kemerahan meluas sampai ke dinding perut ?
Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi
Bakteri Berat
Tanda
/ Gejala
•
Tidak mau minum atau memuntahkan semua
•
Riwayat Kejang
•
Bergerak hanya jika dirangsang
•
Napas cepat ( ≥ 60 kali /menit )
•
Napas lambat ( < 30 kali / menit )
•
Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
•
Merintih
•
Demam ≥ 37.5 °C
•
Hipotermia berat < 35.5 °C
•
Nanah yang banyak di mata
•
Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
Infeksi Bakteri Lokal
Tanda
Dan Gejala
•
Pustul kulit
•
Mata bernanah
•
Pusar kemerahan atau bernanah
Mungkin Bukan Infeksi
•
Tidak terdapat salah satu tanda di atas.
2.4.2 Diare
Diare
didefinisikan sebagai peningkatan dari frekuensi tinja atau konsistensinya
menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Untuk keperluan
diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai
berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari.
Diare
akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan
minuman yang tercemar. Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada
anak di negara berkembang. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare
terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare
adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja.
Penyebab
diare akut paling sering adalah faktor infeksi. Pada garis besarnya dibagi
menjadi 2 golongan yaitu infeksi parenteral dan enteral. Infeksi enteral
merupakan infeksi dalam usus dimana 50 % diare pada anak disebabkan karena
virus.
Diare
didefinisikan sebagai peningkatan dari jumlah tinja dan penurunan konsistensi
tinja dari lembek cair sampai cair, dengan atau tanpa darah dan atau tanpa
lendir di dalam tinja, di mana manifestasi klinik yang utama adalah kehilangan
air dan elektrolit melalui saluran cerna. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis
dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5
kali perhari. Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi diare akut dan diare
kronik. Diare kronik adalah diare yang melanjut hingga 2 minggu atau lebih.
Pembagian
diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi ringan
sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi terjadi bila cairan yang keluar lebih
banyak daripada cairan yang masuk. Diare tanpa tanda dehidrasi terjadi jika
kehilangan cairan <5% BB, diare dehidrasi ringan sedang jika kehilangan
cairan 5-10% BB, dan diare dehidrasi berat jika kehilangan cairan >10% BB.
Apakah Bayi Diare ?
Jika
YA,
Tanyakan
:
•
Sudah berapa lama ?
Lihat
Dan Raba
•
Lihat keadaan umum bayi, Apakah :
-
Letargis atau tidak sadar ?
-
Gelisah/ rewel ?
•
Apakah matanya cekung ?
•
Cubit kulit perut,
Apakah
kembalinya ?
-
Sangat lambat ( > 2 detik ) ?
-
Lambat ?
Diare Dehidrasi Berat
Tanda
Dan Gejala
Terdapat
2 atau lebih tanda berikut :
•
Letargis atau tidak sadar.
•
Mata cekung.
•
Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
Diare Dehidrasi Ringan/ Sedang
Tanda
Dan Gejala
Terdapat
2 atau lebih tanda berikut :
•
Gelisah / rewel.
•
Mata cekung.
•
Cubitan kulit perut kembalinya lambat.
Diare Tanpa Dehidrasi
Tanda
Dan Gejala
•
Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat atau ringan / sedang
NB
:
•
Bayi muda dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk feses, lebih banyak
dan lebih cair (lebih banyak air daripada ampasnya).
•
Pada bayi dengan ASI eksklusif berak biasanya sering dan bentuk feses lembek.
2.4.3
Ikterus
Pigmen
bernama bilirubin adalah faktor penyebab dari bayi kuning (ikterus) yang harus
di kenali dan waspadai. Sebetulnya, setiap orang memiliki bilirubin dalam sel
darah merahnya. Setiap jangka waktu tertentu sel darah merah akan mati dan
menguraikan sel-selnya diantaranya menjadi bilirubin. Normalnya yang bertugas
menguraikan bilirubin tersebut adalah hati, untuk kemudian dibuang lewat BAB.
Saat bayi masih dalam kandungan, hati sang ibulah yang mengambil tugas
menguraikan bilirubin dalam sel darah merah bayi. Ketika bayi lahir,
perkembangan hatinya belum sempurna sehingga belum dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Akibatnya terjadi penumpukan bilirubin yang kemudian menyebabkan
timbulnya warna kuning pada kulit bayi.
Sebagian
lainnya karena ketidak-cocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar
bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau adanya gangguan
pengeluarannya.
Ikterus
pada bayi baru lahir dapat merupakan bentuk fisiologik dan patologik. Yang
bersifat patologik dikenal sebagai hiperbilirubinemia yang dapat mengakibatkan
gangguan saraf pusat atau kematian.
Sampai
saat ini ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir, terjadi sekitara
25% - 50% pada bayi lahir cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi lahir
kurang bulan. Pemeriksaan adanya ikterus pada bayi muda dapat dilakukan di
rumah dan pada waktu kunjungan neonatal. Untuk pemeriksaan gejala kuning di
rumah adalah dengan membawa bayi ke dalam ruangan yang memiliki penerangan yang
jelas atau dengan lampu fluorescent. Bila kulit bayi tergolong putih, tekanlah
jari anda secara perlahan-perlahan ke bagian dahi, dada, telapak tangan dan
telapak kaki. Kemudian angkat tangan anda dan perhatikan adakah semburat warna
kuning pada bagian tubuh bayi yang ditekan tadi. Bila kulit bayi tergolong
hitam, paling jelas bisa diteliti pada gusi atau bagian putih di area mata.
Sedangkan pemeriksaan di klinik, dokter anak akan memeriksa kesehatannya. Kadar
bilirubin sendiri baru bergerak pada hari ke 3 atau ke 5 setelah kelahiran.
Jadi apakah tingkat bilirubin bayi anda normal atau tidak, baru diketahui 3
atau 5 hari. Untuk mengetahuinya, perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Bayi akan
diambil darahnya sedikit, biasanya di ujung jari kaki, kemudian diteliti dan
diperiksa di laboratorium.
Sangat
penting untuk mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan sampai
bagian tubuh mana kuning terlihat. Ketiga hal tersebut harus diketahui dengan
pasti untuk mengklasifikasikan ikterus secara benar. Pada kasus ketidakcocokan
golongan darah ibu dan bayi, ikterus timbul sebelum umur 3 hari.
Klasifikasi ikterus
Untuk
mengklasifikasikannya dilihat dari gejala-gejalanya yaitu:
Ikterus
Fisiologis (ringan)
•
Timbul kuning pada umur >24 jam sampai <14 hari
•
Kuning tidak sampai telapak tangan / telapak kaki
Ikterus
fisiologis tidak berbahaya, penanganannya bayi dijemur setiap pagi antara jam 7
- 9 pagi selama 30 - satu jam. Tingkatkan frekuensi pemberian ASI, minimal 8 -
12 kali sehari. Jika dirasakan sudah cukup menyusuinya, sebaiknya perhatikan
apakah bayi benar-benar menghisap atau hanya mengempeng saja. Bila dirasakan
ada masalah dalam menyusui segera lakukan konsultasi di klinik laktasi
terdekat. Bila gejala masih tampak hingga >14 hari segera periksakan ke
dokter.
Ikterus
Patologis (berat)
•
Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir, atau
•
Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari, atau
•
Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki, atau
•
Tinja berwarna pucat
Jika
tidak segera ditangani, kadar bilirubin terus meningkat sehingga dapat meracuni
otak, terjadinya kerusakan saraf yang dapat menyebabkan cacat seperti tuli,
pertumbuhan terhambat atau kelumpuhan otak besar atau bahkan dapat menyebabkan
kematian. Jika mengalami salah satu gejala tersebut di atas segera periksakan
bayi ke dokter.
2.3.5 Bayi Berat Lahir Rendah
Berat
bayi lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi baru lahir dengan berat kurang dari
2500 gram.
Kejadian
BBLR dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat pada ibu hamil sendiri,
diantaranya
hipertensi, pendarahan antepartum, anemia, infeksi, usia, pendidikan, paritas
dan frekuensi anc.
Berat
bayi saat lahir :
·
indikator kesehatan maternal
·
prediktor pertumbuhan bayi
·
daya tahan hidup bayi
BBLR
: semua bayi dengan BBL < 2500 gr
Resiko
kesakitan, resiko kematian → cukup tinggi oleh karena :
1.
gangguan pertumbuhan
2.
imaturitas organ
Insiden
BBLR : 15,5 – 17 % dari kelahiran hidup 95 % di negara sedang berkembang 30 –
40 % disebabkan KMK
Penyebab
utama kematian
·
afiksia
·
sindroma gangguan pernapasan
·
infeksi
·
komplikasi hipotermia
BBLR
terdiri dari 2 kategori
·
BKB → UK < 37 minggu : makin kecil
umur kehamilan → makin kurang perkembangan organ2
·
KMK → BB lahir < BB lahir umur
kehamilan tetentu : < persentil 10 dari berat spesifik berdasarkan umur
kehamilan
BBLR
dapat di klasifikasikan sbb berdasarkan BB lahir :
1.
BBLR : BBL < 2500 gr
2.
BBLSR : BB 1000 – 1500 gr
3.
BBLASR : BB < 1000 gr
Berdasarkan
umur kehamilan :
1.
kurang bulan / pretem / prematur UK < 37 mgg
2.
cukup bulan / full term / Aterm UK 37 – 42 mgg
3.
lebih bulasn atau post term / serotinus UK > 42 mgg.
Penyebab
•
faktor janin
•
gawat janin
•
kehamilan multiple
•
kelainan kromosom
•
infeksi
•
faktor plasenta previa
•
plasenta previa
•
abrupsio plasenta
•
difungsi plasenta
•
faktor lahir
•
inkompetensi serviks
•
faktor ibu
•
polihidramnion
•
Infeksi
•
Hipertensi
•
Penyakit kronis ( jantung, ginjal dsb)
•
Malnutrisi, anemia
•
Perokok, alkohol, norkotika
•
Dan banyak faktor lain
Berbagai
masalah pemberian ASI pada bayi Ibu
Walau
bayi sudah memiliki refleks menghisap puting ASI ibu sejak lahir, namun pada
awalnya mungkin sulit ia lakukan. Bayi Ibu memang belum terbiasa.
Kadang-kadang, kesulitan pemberian ASI disebabkan oleh faktor medis yang dapat
mempengaruhi selera makan bayi atau proses penyerapan makanan dan nutrisi.
2.5 Pengkajian Data ( Tanda/Gejala
) Yang Sering Terdapat Pada Form MTBS
Tanyakan Pada Ibu Mengenai Masalah Anaknya
Tanyakan Pada Ibu Mengenai Masalah Anaknya
Tanyakan
apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut.
-
Pada setiap kunjungan pertama lakukan penilaian sesuai dengan bagan.
-
Pada kunjungan ulang lakukan penilaian secara lengkap, untuk klasifikasi
Kunjungan
pertama gunakan pedoman pelayanan tindak lanjut.
Jika
bayi muda ditemukan dalam keadaan kejang atau henti napas. segera lakukan
tindakan /pengobatan sebelum melakukan penilaian yang lain dan RUJUK SEGERA
1.
Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Tanyakan
:
•
Apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya ?
•
Apakah bayi kejang ?
Lihat
Dan Raba :
•
Apakah bayi bergerak hanya jika dirangsang?
•
Hitung napas dalam 1 menit
Jika
≥ 60 kali/ menit, ulangi menghitung.
Apakah
bayi bernapas cepat( ≥ 60 kali/menit) atau bayi bernapas lambat (< 30
kali/menit).
•
Lihat apakah ada tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat.
•
Dengarkan apakah bayi merintih ?
•
Ukur suhu aksiler.
•
Lihat, adakah pustul di kulit ?
•
Lihat, apakah mata bernanah ?
•
Apakah pusar kemerahan atau bernanah ?
Apakah
kemerahan meluas sampai ke dinding perut ?
A.
Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri Berat
Tanda
/ Gejala
•
Tidak mau minum atau memuntahkan semua
•
Riwayat Kejang
•
Bergerak hanya jika dirangsang
•
Napas cepat ( ≥ 60 kali /menit )
•
Napas lambat ( < 30 kali / menit )
•
Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
•
Merintih
•
Demam ≥ 37.5 °C
•
Hipotermia berat < 35.5 °C
•
Nanah yang banyak di mata
•
Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
B.
Infeksi Bakteri Lokal
Tanda
Dan Gejala
•
Pustul kulit
•
Mata bernanah
•
Pusar kemerahan atau bernanah
C.
Mungkin Bukan Infeksi
•
Tidak terdapat salah satu tanda di atas.
2.
Apakah Bayi Diare ?
Jika
YA,
Tanyakan
:
•
Sudah berapa lama ?
Lihat
Dan Raba
•
Lihat keadaan umum bayi, Apakah :
-
Letargis atau tidak sadar ?
-
Gelisah/ rewel ?
•
Apakah matanya cekung ?
•
Cubit kulit perut,
Apakah
kembalinya ?
-
Sangat lambat ( > 2 detik ) ?
-
Lambat ?
A.
Diare Dehidrasi Berat
Tanda
Dan Gejala
Terdapat
2 atau lebih tanda berikut :
•
Letargis atau tidak sadar.
•
Mata cekung.
•
Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
B.
Diare Dehidrasi Ringan/ Sedang
Tanda
Dan Gejala
Terdapat
2 atau lebih tanda berikut :
•
Gelisah / rewel.
•
Mata cekung.
•
Cubitan kulit perut kembalinya lambat.
C.
Diare Tanpa Dehidrasi
Tanda
Dan Gejala
•
Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat atau ringan / sedang
NB
:
•
Bayi muda dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk feses, lebih banyak
dan lebih cair (lebih banyak air daripada ampasnya).
•
Pada bayi dengan ASI eksklusif berak biasanya sering dan bentuk feses lembek.
3.
Memeriksa Ikterus
Tanyakan
:
•
Apakah bayi kuning ?
Jika
ya, pada umur berapa timbul kuning ?
•
Apakah warna tinja bayi pucat ?
Lihat
:
•
Lihat, adakah kuning pada bayi ?
•
Tentukan sampai di daerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi ?
A.
Ikterus Berat
Tanda
Dan Gejala
•
Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir.
•
Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari
•
Kuning sampai telapak tangan atau kaki
•
Tinja berwarna pucat
B.
Ikterus
Tanda
Dan Gejala
Timbul
kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak tangan atau
kaki
C.
Tidak Ada Ikterus
Tanda
Dan Gejala
•
Tidak kuning.
4.
Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan/ Atau Masalah Pemberian ASI
Jika
Tidak Ada Indikasi Untuk Dirujuk
Tanyakan
;
•
Apakah inisiasi menyusu dini dilakukan ?
•
Apakah bayi bisa menyusu?
•
Apakah ibu kesulitan dalam pemberian ASI ?
•
Apakah bayi diberi ASI ? Jika YA berapa kali dalam 24 jam ?
•
Apakah bayi diberi makanan / minuman selain ASI ? Jika YA, berapa kali dalam 24
jam ? Alat apa yang digunakan ?
Lihat
;
•
Tentukan berat badan menurut umur.
•
Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut ?
•
Adakah celah bibir/ langit-langit ?
Lakukan
Penilaian Tentang Cara Menyusui :
Apakah
bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir ?
•
Jika TIDAK, minta ibu untuk menyusui.
•
Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu saudara jika bayi sudah mau menyusu
lagi.
•
Amati pemberian ASI dengan seksama.
•
Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menyusui.
Lihat,
apakah bayi menyusu dengan baik ?
•
Lihat, apakah posisi bayi benar ?
Seluruh
badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan badan bayi lurus, badan bayi
menghadap ke dada ibu, badan bayi dekat ke ibu.
•
Lihat, apakah bayi melekat dengan baik ?
Dagu
bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola
tampak lebih banyak di bagian atas daripada di bawah mulut.
•
Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif ?
Bayi
mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan.
A.
Berat Badan Rendah Menurut Umur Dan/ Atau Masalah Pemberian ASI
Tanda
Dan Gejala
•
Berat badan menurut umur rendah
•
Bayi tidak bisa menyusu
•
Ada kesulitan pemberian ASI
•
ASI kurang dari 8 kali/ hari
•
Mendapat makanan atau minuman lain selain ASI
•
Posisi bayi tidak benar
•
Tidak melekat dengan baik
•
Tidak mengisap dengan efektif.
•
Terdapat luka atau bercak putih di mulut (thrush)
•
Ada celah bibir / langit-langit
B.
Berat Badan Tidak Rendah Dan Tidak Ada Masalah Pemberian ASI
•
Tidak terdapat tanda / gejala diatas.
2.6 Perencanaan Tindakan pada Bayi
Muda Sakit Sesuai Dengan Masalah pada Penyakit Masing-masing.
Jika
thrush menetap dan/atau bayi tidak mau menyusu dengan baik, kunjungan ulang 2
hari. Apabila dalam kunjungan ulang kedua keluhan menetap, rujuk Segera.
1.
Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri
a.
Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
Rencana
tindakan:
·
jika ada kejang, tangani kejang, cegah
agar gula darah tidak turun,
·
jika ada gangguan napas, tangani
gangguan napas.
·
jika ada hipotermia, tangani hipotermia
·
beri dosis pertama antibiotik
intramuskular
·
nasihati cara menjaga bayi tetap hangat
di perjalanan
·
rujuk segera
b.
Infeksi bakteri lokal
Rencana
tindakan:
·
jika ada pustul kulit atau pusar
bernanah, beri antibiotic oral.
·
jika ada nanah di mata, beri salep/
tetes mata antibiotik
·
ajari cara mengobati infeksi bakteri
lokal di rumah
·
lakukan asuhan dasar bayi muda
·
nasihati kapan kembali segera dan
kunjungan ulang 2 hari
c.
Mungkin bukan infeksi
Rencana
tindakan:
·
ajari cara merawat bayi di rumah.
·
Lakukan asuhan dasar bayi muda.
2.
Diare
a.
Diare dehidrasi berat
Rencana
tindakan:
·
tangani sesuai rencana terapi
·
jika bayi juga mempunyai klasifikasi
lain yang membutuhkan rujukan segera :
·
rujuk segera setelah memenuhi syarat
rujukan dan selama perjalanan berikan larutan oralit sedikit demi sedikit.
·
nasihati agar asi tetap diberikan jika
memungkinkan.
·
cegah agar gula darah tidak turun.
·
nasihati cara menjaga bayi tetap hangat
selama perjalanan.
b.
Diare dehidrasi ringan/sedang
Rencana
tindakan:
·
jika bayi tidak mempunyai klasifikasi
berat lain, tangani sesuai rencana terapi
·
jika bayi juga mempunyai klasifikasi
berat yang lain :
-
rujuk segera dan selama perjalanan beri larutan oralit.
-
nasihati agar asi tetap diberikan jika memungkinkan.
-
cegah agar gula darah tidak turun.
-
nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan.
·
Lakukan asuhan dasar bayi muda
·
nasihati kapan kembali segera.
·
Kunjungan ulang 2 hari.
c.
Diare tanpa dehidrasi
Rencana
tindakan:
·
Tangani sesuai rencana terapi.
·
nasihati kapan kembali segera.
·
Lakukan asuhan dasar bayi muda.
·
kunjungan ulang 2 hari.
3.
Ikterus
a.
Ikterus berat
Rencana
tindakan:
·
cegah agar gula darah tidak turun.
·
nasihati cara menjaga bayi tetap hangat
selama perjalanan.
·
Rujuk segera
b.
Ikterus
Rencana
tindakan:
·
lakukan asuhan dasar bayi muda.
·
menyusu lebih sering.
·
nasihati kapan kembali segera.
·
kunjungan ulang 2 hari
c.
Tidak ada ikterus
Rencana
tindakan:
·
lakukan asuhan dasar bayi muda.
4.
Kemungkinan berat badan rendah dan/ atau masalah pemberian asi
a.
Berat badan rendah menurut umur dan/ atau masalah pemberian asi
Rencana
tindakan:
·
Lakukan asuhan dasar bayi muda
·
nasehati ibu untuk menjaga bayinya tetap
hangat
·
ajarkan ibu untuk memberikan asi dengan
benar.
·
Jika mendapat makanan/ minuman lain
selain asi, berikan asi lebih sering. Makanan / minuman lain dikurangi kemudian
dihentikan.
·
jika bayi tidak mendapat asi : rujuk
untuk konseling laktasi dan kemungkinan bayi menyusu lagi
·
jika ada celah bibir/ langit-langit,
nasihati tentang alternatif pemberian minum.
·
konseling bagi ibu / keluarga.
·
Nasihati kapan kembali segera
·
kunjungan ulang 2 hari untuk gangguan pemberian
asi dan thrush.
·
kunjungan ulang 14 hari untuk masalah berat
badan rendah menurut umur.
b.
Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian asi
Rencana
tindakan:
·
pujilah ibu karena telah memberikan asi
kepada bayinya dengan benar.
Tindakan
/ pengobatan untuk bayi muda yang memerlukan rujukan segera (tindakan pra
rujukan)
Bayi
dapat dirujuk apabila :
·
suhu ≥ 35,5 °c
·
denyut jantung ≥ 100 kali per menit
(lihat pedomanresusitasi neonatus)
·
tidak ada tanda dehidrasi berat.
Menangani
gangguan napas Pada penyakit sangat berat atau Infeksi bakteri berat
·
Posisikan kepala bayi setengah tengadah,
jika perlu bahu diganjal dengan gulungan kain.
·
bersihkan jalan napas dengan menggunakan
alat pengisap lendir.
·
jika mungkin, berikan oksigen dengan
kateter nasal atau nasal prong dengan kecepatan 2 liter per menit.
·
Jika terjadi henti napas (apneu),
lakukan resusitasi,
·
Sesuai dengan pedoman resusitasi
neonatus.
Menangani
kejang dengan obat anti kejang
Untuk
semua klasifikasi yang membutuhkan obat anti Kejang :
·
Obat anti kejang pilihan pertama :
fenobarbital
·
Obat anti kejang pilihan kedua :
diazepam.
Fenobarbital
100
mg/ 2 ml (dalam ampul 2 ml)diberikan secara intramuskular Diazepam
5
mg/ml (dalam ampul 1 ml) atau 10 mg/ 2 ml (dalam ampul 2 ml) diberikan per
rektal.
Dosis
: 30 berat mg = 0.6 ml • < 2500 gram diberikan 0.25 ml*
berat
≥2500 gramdiberikan 0.50 ml*
*
diberikan dengan menggunakan semprit 1 ml.
Jika
kejang timbul lagi (kejang berulang), ulangi pemberian
Fenobarbital
1 kali lagi dengan dosis yang sama, minimal
Selang
waktu 15 menit.
Tindakan
/ pengobatan untuk bayi muda
Yang
tidak memerlukan rujukan
Memberi
antibiotik oral yang sesuai
Antibiotik
per oral yang sesuai untuk infeksi bakteri lokal : amoksisilin.
Umur
Atau Berat badan Amoksisilin
\Dosis
50 mg / kg bb / hari
Beri
tiap 8 jam selama 5 hari
Sirup
125 mg
Setiap
5 ml ( 1 sendok takar) Kaplet 250 mg
1
kaplet dijadikan 5 bungkus Kaplet 500 mg
1
kaplet dijadikan 10 bungkus
1
hari - < 4 minggu
(
bb < 3 kg ) ½ sendok takar 1 bungkus 1 bungkus
4
minggu - < 2 bulan
(
bb 3 - 4 kg ) ½ sendok takar 2 bungkus 2 bungkus
Konseling bagi ibu / keluarga
Mengajari
cara pemberian obat lokal di rumah
Cara mengobati infeksi bakteri
lokal
Ada
2 jenis infeksi bakteri lokal pada bayi muda yang dapat diobati
Ibu
di rumah :
infeksi
kulit atau pusar.
Infeksi
mata
Langkah-langkah
yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu :
·
Jelaskan cara memberi pengobatan
tersebut.
·
amati cara ibu mempraktekkan di depan
saudara.
·
cek pemahaman ibu sebelum pulang.
·
Cara mengobati infeksi kulit atau pusar
·
cuci tangan sebelum mengobati bayi.
·
bersihkan nanah dan krusta dengan air
matang dan sabun secara hati-hati.
·
keringkan daerah sekitar luka dengan
kain bersih dan kering.
·
olesi dengan gentian violet 0,5% atau
povidon yodium.
·
Cuci tangan kembali.
Cara
menyiapkan gentian violet 0,5% :
1
bagian gentian violet 1% ditambah 1 bagian aquades (misal : 10 ml gentian
violet 1% ditambah 10 ml aquades)
Cara
mengobati luka atau “thrush” di mulut
cuci
tangan sebelum mengobati bayi.
Bersihkan
mulut bayi dengan ujung jari yang terbungkus kain bersih dan telah dicelupkan
ke larutan air matang hangat bergaram. (1 gelas air hangat olesi mulut dengan
gentian violet ditambah seujung sendok the garam) • 0,25% atau teteskan 1 ml
suspensi nistatin.
·
cuci tangan kembali.
·
Obati luka atau bercak di mulut 3 kali
sehari selama 7 hari.
·
Cara menyiapkan gentian violet 0,25% :
·
1 bagian gentian violet 1% ditambah 3
bagian aquades (misal : 10 ml gentian violet 1% ditambah 30 ml aquades)
Cara
mengobati infeksi mata.
·
cuci tangan ibu sebelum mengobati bayi.
·
bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan
kapas / kain bersih dengan air hangat
·
beri salep /tetes mata tetrasiklin 1%
atau kloramfenikol 0,25% pada kedua mata.
·
Oleskan salep atau teteskan obat mata
pada bagian dalam kelopak mata bawah.
·
Cuci tangan kembali.
·
obati sampai kemerahan hilang.
Mengajari
ibu menyusui dengan baik
tunjukkan
kepada ibu cara memegang bayinya atau posisi bayi yang benar.
-
sanggalah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja.
-
kepala dan tubuh bayi lurus.
-
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu.
-
dekatkan badan bayi ke badan ibu.
Tunjukkan
kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya :
-
menyentuhkan puting susu ke bibir bayi.
-
menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
-
segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah puting susu.
Cara
melekatkan yang benar ditandai dengan :
-
dagu menempel pada payudara ibu.
-
mulut bayi terbuka lebar.
-
bibir bawah bayi membuka keluar.
-
areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada bagian bawah.
bayi
mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi
istirahat. Pada saat bayi mengisap asi, hanya terdengar suara bayi menelan.
amati
apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah mengisap dengan
efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi.
Menasihati
ibu kapan kembali segera
Nasihati
ibu agar kembali segera, jika bayi menunjukkan
Salah
satu gejala berikut ini :
gerakan
bayi berkurang atau tidak normal.
Napas
cepat.
sesak
napas.
perubahan
warna kulit (kebiruan, kuning).
malas
/ tidak bisa menyusu atau minum.
badan
teraba dingin atau panas.
kulit
bertambah kuning.
bertambah
parah.
Menasihati
ibu kapan kunjungan ulang
Bayi
dengan : Kunjungan ulang
Infeksi
bakteri lokal
diare
dehidrasi ringan/ sedang.
diare
tanpa dehidrasi
ikterus.
masalah
pemberian asi
luka
atau bercak putih di mulut (thrush).
2
hari
berat
badan rendah menurut umur 14 hari
Mengajari
ibu cara meningkatkan produksi asi
cara
untuk meningkatkan asi adalah dengan menyusui sesering mungkin.
menyusui
lebih sering lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi.
menyusu
pada payudara kiri dan kanan secara bergantian.
berikan
asi dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
jika
bayi telah tidur selama 2 jam, bangunkan dan langsung disusui.
Masalah
pemberian asi pada bayi
Masalah
Pemecahan
jelaskan
bahwa ini Bayi banyak menangis atau rewel • tidak selalu terkait dengan
gangguan pemberian asi.
periksa
popok bayi, mungkin basah.
gendong
bayi, mungkin perlu perhatian.
Susui
bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum daripada yang lainnya.
merupakan
proses Bayi tidak tidur sepanjang malam • alamiah, karena pada bayi muda perlu
menyusu lebih sering.
Tidurkan
bayi disamping ibu dan lebih sering disusui pada malam hari.
Jangan
berikan makanan lain.
mungkin
bayi Bayi menolak untuk menyusu • bingung puting, karena sudah diberikan susu
botol.
tetap
berikan hanya asi (tunggu sampai bayi betul-betul lapar).
Berikan
perhatian dan kasih sayang
pastikan
bayi menyusu sampai air susu habis
lihat
tatalaksana dalam algoritma , kalau perlu di rujuk.
Bayi
jangan mudah mengganti asi dengan susu formula tanpa bingung putting • indikasi
medis yang tepat.
ajarkan
ibu posisi dan cara melekat yang benar.
kalau
terpaksa memberikan susu formula, berikan dengan sendok, pipet, cangkir, jangan
menggunakan botol dan dot.
Jangan
berikan kempeng.
Bayi
prematur dan bayi kecil
berikan
(bblr). • asi sesering mungkin walaupun waktu menyusuinya pendek-pendek.
Jika
belum bisa menyusu, asi dikeluarkan dengan tangan atau pompa. Berikan asi
dengan sendok atau cangkir.
untuk
merangsang mengisap, sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih.
Bayi
kuning (ikterus) mulai menyusui segera setelah bayi lahir.
susui
bayi sesering mungkin tanpa dibatasi.
teruskan
menyusui. Lihat Bayi sakit • tatalaksana dalam algoritma, kalau perlu rujuk.
Bayi
sumbing posisi bayi duduk.
puting
dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi mendapatkan
asi cukup.
ibu
jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi
jika
sumbing pada bibir dan langit-langit. Asi dikeluarkan dengan cara manual
ataupun pompa, kemudian diberikan dengan
Sendok/
pipet atau botol dengan dot panjang sehingga asi dapat masuk dengan sempurna.
Dengan cara ini bayi akan belajar
Mengisap
dan menelan asi, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.
posisi
yang mudah adalah posisi Bayi kembar • memegang bola (football position)
paling
baik kedua bayi disusui secara bersamaan.
susui
lebih sering selama waktu yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya > 20
menit.
Masalah
pemberian asi pada ibu
Masalah
Pemecahan
Ibu
kawatir bahwa asi nya tidak
Cukup
untuk bayi
katakan
kepada ibu, bahwa semakin (sindrom asi kurang) • sering menyusui, semakin
banyak air susu yang diproduksi.
Susui
bayi setiap minta. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui. Biarkan bayi
menyusu sampai payudara terasa kosong.
Berikan
asi dari kedua payudara.
hindari
pemberian makanan atau minuman selain asi.
Ibu
mengatakan bahwa air susunya
jelaskan
cara Tidak keluar. • memproduksi dan mengeluarkan asi
susui
sesuai keinginan bayi dan lebih sering. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa
menyusui.
Ibu
mengeluhkan puting susunya
Ibu
Terasa sakit (puting susu lecet) • dapat terus memberikan asi, pada keadaan
luka tidak begitu sakit.
Perbaiki
posisi dan perlekatan. Olesi puting susu dengan asi. Mulai menyusui dari puting
yang paling tidak lecet
puting
susu dapat diistirahatkan sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam jika puting
lecet sangat berat. Selama putting diistirahatkan, sebaiknya asi tetap
dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
berikan
parasetamol 1 tablet tiap 4-6 jam untuk menghilangkan nyeri. Gunakan bh yang menyokong
payudara.
jika
ada luka/ bercak putih pada puting susu, segera hubungi bidan.
Ibu
mengeluh payudaranya terlalu
Penuh
dan terasa sakit (payudara
Bengkak).
usahakan menyusui sampai payudara kosong.
kompres
payudara dengan air hangat selama 5 menit. Urut payudara dari arah pangkal
menuju puting.
bantu
ibu untuk memerah asi sebelum menyusui kembali.
susui
bayi sesegera mungkin (setiap 2-3 jam) setelah payudara ibu terasa lebih
lembut. Apabila bayi tidak dapat menyusu, keluarkan asi dan minumkan kepada
bayi. Kompres payudara dengan kain dingin setelah menyusui. Keringkan payudara.
jika
masih sakit perlu dicek apakah terjadi mastitis.
berikan
antibiotic Mastitis dan abses payudara.
berikan
obat penghilang rasa nyeri
kompres
hangat.
tetap
berikan asi dengan posisi yang benar sehingga bayi dapat mengisap dengan baik.
jika•
telah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak disusukan.
Ibu
sakit dan tidak mau menyusui
jelaskan
bahwa ibu yang Bayinya • minum obat dapat tetap menyusui bayinya. Susui bayi
terlebih dahulu, baru minum obat.
tidurkan
bayi di samping ibu dan motivasi ibu supaya tetap menyusui bayi.
ibu
jangan minum obat tanpa sepengetahuan dokter/ bidan, karena mungkin dapat
membahayakan bayi.
Ibu
susui bayi pagi hari sebelum berangkat kerja, segera setelah bekerja • pulang
kerumah dan lebih sering pada malam hari.
jika
ada tempat penitipan bayi di tempat bekerja, susui bayi sesuai jadwal. Jika
tidak ada, perah asi di tempat bekerja.
asi
perah disimpan untuk dibawa pulang, atau dikirim ke rumah.
pastikan
pengasuh memberikan asi perah / susu formula memakai cangkir atau sendok
Pelayanan
tindak lanjut
Infeksi
bakteri lokal
Sesudah
2 hari :
Periksa
: lakukan penilaian lengkap.
periksa
mata, apakah bernanah, apakah nanah bertambah banyak?
periksa
pusar, apakah merah/ keluar nanah? Apakah merah meluas?
periksa
pustul pada kulit.
Tindakan
:
Jika
menetap atau bertambah parah, rujuk segera.
jika
membaik,
·
untuk pustul kulit dan pusar bernanah
teruskan pemberian antibiotic oral sampai 5 hari.
·
untuk mata bernanah, lanjutkan obat
tetes/salep mata sampai nanah hilang.
·
untuk pusar merah/bernanah, lanjutkan
gentian violet 0,5% sampai infeksi membaik.
Diare
dehidrasi ringan/ sedang
Diare
tanpa dehidrasi.
Sesudah
2 hari :
Periksa
: lakukan penilaian lengkap.
apakah
berat badan turun ≥ 10% dari kunjungan sebelumnya?
Tindakan
:
jika
didapatkan klasifikasi diare dehidrasi berat atau berat badan turun
≥
10%, lakukan tindakan/ pengobatan sesuai bagan.
jika
tetap klasifikasi diare dehidrasi ringan/ sedang, lakukan rencana terapi
jika
didapatkan klasifikasi diare tanpa dehidrasi, lakukan rencana terapi
jika
tidak ada diare, pujilah ibu.
Ikterus
Sesudah
2 hari :
Tanyakan
:
apakah
kencing ≥ 6 kali sehari semalam?
apakah
sering buang air besar?
Periksa
: lakukan penilaian lengkap.
Tindakan
:
Jika
didapat klasifikasi ikterus berat, lakukan tindakan/ pengobatan sesuai bagan.
jika
tetap klasifikasi ikterus, disertai :
-
kencing ≥ 6 kali sehari semalam, ajari ibu cara merawat bayi yang tidak perlu
rujukan dan kunjungan ulang 2 hari.
-
kencing < 6 kali sehari semalam, lakukan penilaian ulang pemberian asi,
tindakan/ pengobatan sesuai bagan.
jika
kuning berkurang/ menghilang, puji ibu,
Kunjungan
ulang saat umur bayi 14 hari
Berat
badan rendah menurut umur
Sesudah
14 hari :
Periksa
: lakukan penilaian lengkap.
tetapkan
apakah berat badan menurut umur masih rendah?
lakukan
penilaian cara menyusui.
Tindakan
:
lakukan
tindakan / pengobatan sesuai klasifikasi yang ditemukan.
Masalah
pemberian asi
Sesudah
2 hari :
Tanya
: masalah pemberian asi yang ditemukan saat kunjungan pertama
Periksa
: lakukan penilaian lengkap.
Tindakan
:
Jika
bayi sudah dapat menyusu dengan baik, puji ibu dan beri motivasi untuk
meneruskan pemberian asi dengan baik.
jika
masih terdapat masalah pemberian asi, rujuk segera.
Perhatian
:
Jika
saudara tidak yakin akan ada perubahan dalam cara pemberian asi atau berat
badan bayi menurun, rujuk segera.
Luka
atau bercak putih (thrush) di mulut
Sesudah
2 hari ;
Periksa
: lakukan penilaian lengkap.
Penilaian
tentang cara menyusui.
bagaimana
keadaan thrush saat ini ?
Tindakan
:
jika
thrush bertambah parah atau bayi mempunyai masalah dalam menyusu, rujuk segera.
jika
thrush membaik dan bayi menyusu dengan baik, puji ibu dan lanjutkan pemberian
gentian violet 0,25% atau nistatin suspense sampai seluruhnya 7 hari.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) bagi bayi muda yang berusia kurang dari 2 bulan
merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana bayi muda sakit yang datang
berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya
kuratif terhadap penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, diare, ikterus,
berat badan rendah dan/ atau masalah pemberian ASI dan upaya promotif dan
preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian
makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta
menekan morbiditas karena penyakit tersebut.
Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan terhadap bayi
muda sakit yang dikembangkan oleh WHO. Dengan MTBS dapat ditangani secara
lengkap kondisi kesehatan bayi muda pada tingkat pelayanan kesehatan dasar,
yang memfokuskan secara integrative aspek kuratif, preventif dan promotif
termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan anak. Program MTBS ini di kembangkan
untuk mencegah tingkat kematian bayi muda yang berumur kurang dari 2 bulan.
3.2 Saran
Setelah
mengetahui berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada bayi muda dan
mengetahui cara penilaian kesehatan berdasarkan form MTBS ini disarankan kepada
petugas kesehatan untuk dapat mengaplikasikannya dalam melakukan penilaian
kesehatan terhadap bayi muda. Selainitu disarankan kepada mahasiswa keperawatan
agar dapat membuat makalah yang lebih sempurna dari makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Kesehatan
RI, 2008, Modul MTBS Revisi tahun 2008 .
http://www.scribd.com/doc/16592261/Buku-Bagan-MTBSRevisi-2008
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika
Mansjoer, Arif M, dkk . 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Supartini, Yeni. 2004. Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak Cetakan 1. Jakarta : EGC
Wong, Donna. L, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
http://bidanku.com/index.php?/Bayi-Kuning-Kenali-dan-Waspadai